Permintaan daging sapi terus meningkat di Indonesia karena pertumbuhan populasi dan meningkatnya pendapatan sekali pakai. Namun, produksi daging sapi domestik saat ini di negara ini perlu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan yang meningkat ini, menciptakan kesenjangan pasokan yang substansial. Akibatnya, ada peluang investasi yang menarik dalam industri peternakan untuk menjembatani kesenjangan pasokan ini.
Persyaratan awal untuk modal investasi peternakan sapi di Indonesia meliputi pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur, pembelian ternak, dan biaya operasional. Meskipun persyaratan modal dapat bervariasi tergantung pada skala dan ruang lingkup operasi, penting untuk dicatat bahwa berbagai opsi investasi tersedia untuk memenuhi preferensi investor dan selera risiko yang berbeda.
Pengembangan lahan merupakan aspek penting dari investasi peternakan sapi di Indonesia. Biaya tanah bervariasi berdasarkan lokasi, tetapi memilih daerah dengan kondisi iklim yang menguntungkan dan kedekatan dengan pasar dan sumber daya adalah penting. Berinvestasi di lahan memastikan fondasi yang stabil untuk operasi ternak dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Memperoleh ternak adalah komponen penting dari investasi. Setiap tahun, Indonesia mengimpor lebih dari 500.000 ekor sapi dari Australia. Namun, ini hanya mewakili sekitar 30% dari total permintaan daging sapi tahunan Indonesia. Ketika mempertimbangkan biaya per ekor sapi untuk investasi modal, faktor-faktor seperti ras, usia, dan kondisi kesehatan ikut berperan. Penting untuk mempertimbangkan breed lokal, karena mereka beradaptasi dengan baik dengan iklim Indonesia. Selain itu, kemitraan strategis dengan pemasok dan peternak lokal dapat membantu mengamankan pasokan ternak berkualitas yang andal.
Mengoperasikan peternakan sapi yang sukses juga membutuhkan biaya berkelanjutan untuk pakan, perawatan hewan, tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Biaya ini dapat dikelola secara efektif melalui perencanaan strategis, mengoptimalkan proses, dan memanfaatkan skala ekonomi. Mengembangkan rencana operasional yang kuat untuk memastikan profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan sangat penting.
Meskipun lahannya terbatas dan bentang alamnya sangat dibudidayakan, Jawa Timur menanggung atas sekitar 27% dari total populasi sapi potong Indonesia. Mengembangkan infrastruktur yang diperlukan di daerah ini sangat penting untuk peternakan sapi yang efisien, yang membutuhkan investasi modal yang signifikan. Ini termasuk membangun lumbung, sistem pemberian makan, infrastruktur pasokan air, dan fasilitas dokter hewan. Ini juga penting untuk memastikan kesejahteraan hewan dan memaksimalkan produktivitas.
Sekitar dua juta rumah tangga di wilayah Jawa Timur bergantung pada tenaga kerja keluarga untuk memelihara ternak di kandang kecil dan kandang halaman belakang, terutama untuk keuntungan moneter. Mengembangkan produksi ternak di wilayah ini juga dapat berfungsi sebagai jalur yang layak untuk keluar dari kemiskinan, bahkan untuk rumah tangga dengan sumber daya terbatas.
Berinvestasi dalam industri peternakan memungkinkan integrasi rantai nilai, mulai dari pembibitan dan peternakan hingga pemrosesan dan distribusi. Integrasi ini memungkinkan kontrol yang lebih besar atas kualitas dan rantai pasokan, menghasilkan peningkatan profitabilitas. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang persyaratan investasi peternakan sapi di Indonesia, baca Investor Toolkit kami.